- Sebagai refleksi perkembangan kognitifnya, yakni ide, penyelesaian masalah, berpikir kritis, mempredikasi dan mencoba sesuatu yang baru.
- Mengembangkan kemampuan motorik sebagai bekal untuk kemampuan menulis, koordinasi anggota tubuhnya, kelenturan dan gerakan-gerakan yang dapat mendukung tumbuh kembangnya
- Sebagai salah satu cara berkomunikasi dan mengekspresikan perasaan dan emosi.
- Mengembangkan kemampuan bahasa.
- Membangun kemampuan kerjasama dan apresiasi.
Ketika masa pandemi ini, anak harus tetap di rumah dalam jangka waktu panjang, bisa saja muncul masalah-masalah emosi.
Karena itu, kegiatan seni kriya dapat digunakan sebagai media penyaluran emosi-emosi pada anak dengan cara yang positif.
Akan tetapi, kegiatan seni kriya yang dilakukan di rumah, sebaiknya berbasis proses, bukan berbasis hasil.
Kegiatan seni berbasis proses membantu anak menyalurkan emosi-emosinya melalui karya sehingga meminimalisasi masalah-masalah emosi yang sedang dialami anak.Sementara itu, kegiatan seni berbasis hasil, memberikan tekanan bagi anak apabila anak tidak dapat mencapai hasil yang diinginkan orang tua.
Beberapa kegiatan seni kriya berbasis proses yang dapat dilakukan di rumah:
1. Berkarya patung
Berkarya patung dari material lepasan/bahan rumah tangga. Pada kegiatan ini, anak-anak dapat diminta untuk membuat patung 3D menggunakan benda-benda atau material lepasan yang dapat ditemukan di rumah.
2. Bermain dengan balok-balok
Anak dapat menghasilkan sebuah karya seni dengan menggunakan balok-balok mainan. Atau dengan kotak-kotak kecil yang ada di rumah.
3. Menggambar atau melukis
Alat dan bahan yang dapat disediakan orang tua seperti kuas, sponge, bulu ayam, cotton bud, daun/ranting pohon, benang pelepah pisang, batu-batuan, kulit kerang, krayon, cat air, pewarna makanan, spidol, arang, dan kertas.
4. Berkreasi dengan tanah liat dan pasir
Kegiatan ini dapat menggunakan tanah liat dapat diganti
dengan playdough buatan pabrik atau buatan orang tua, tepung terigu, dan sebagainya.
Comments
Post a Comment